agama (128) aneh (291) Fakta (587) kesehatan (97) lucu (72) tips (124) unik (210)

Inilah 8 Film Besar yang DiHaramkan Di Indonesia : Pagar Kawat Berduri (1961) dan Romusha (1972)

Diposkan oleh Unknown


Menyambung artikel sebelumnya adalah :


Pagar Kawat Berduri (1961) - Ini artikel adalah lanjutan dari artikel sebelumnya yaitu Sejatinya, film karya sutradara Asrul Sani ini berkisah soal strategi komunikasi. Latar filmnya menyuratkan kondisi Indonesia sebelum masa kemerdekaan. Tentang para pejuang yang ditawan di kamp Belanda karena nekad menyuarakan revolusi.Semua berusaha melarikan diri. Tak mudah memang. Penjagaan begitu ketat. Mereka juga dipagari kawat berduri. Namun, Parman (diperankan Sukarno M Noor) punya strategi berbeda. Ia justru berkawan karib dengan seorang perwira Belanda.

Tingkahnya yang serupa penjilat itu membuat Parman dimusuhi kawan-kawan sebangsanya.Penangkapan Parman yang akhirnya menyadarkan mereka. Rupanya, ia bersahabat dengan perwira Belanda untuk mencari informasi. Suatu ketika, tahulah ia bahwa dua kawannya, Herman dan Toto menjadi incaran bedil Belanda. Parman mendalangi aksi kabur.



Ia membekali kedua kawannya itu catut untuk memotong pagar kawat berduri. Herman berhasil lolos. Toto tertembak. Parman mendapat balasan: dieksekusi tentara Belanda.PKI (Partai Komunis Indonesia) menuntut Pagar Kawat Berduri ditarik, karena dianggap bisa membuat masyarakat bersimpati pada Belanda. Adalah Soekarno yang berhasil menyelamatkannya. Namun tetap saja, film ini tak boleh beredar. Ia tak pernah merasakan tayang di bioskop Indonesia.Bagaimana menurutmu dengan film ini ? sudah pernah nonton kah ?

yang berikutnya adalah film Romusha (1972)

Film ini juga mengisahkan masa penjajahan Indonesia. Bedanya, Romusha memilih latar saat Jepang menjadi penguasa. Jika film ini ditonton masyarakat sekarang, mungkin akan membuat darah mendidih. Pasalnya, Romusha mempertontonkan dengan jelas kekejaman tentara Jepang.

Itu dikisahkan melalui tokoh Rota (diperankan Rofi’ie Prabancana), seorang pribumi yang ditangkap tentara Jepang dengan tuduhan menghasut rakyat. Ia masuk kamp konsentrasi untuk menjalani romusha, kerja paksa ala Jepang. Siksaan demi siksaan ia terima.Layaknya sapi perah, Rota bekerja siang malam. Banting tulang. Tak ada imbalan kecuali didera siksa.


Film sutradara Herman Nagara ini dilarang edar dengan alasan kekhawatiran mengganggu stabilitas hubungan Indonesia-Jepang. Tak pernah ada protes memang. Namun produser film, Julies Rofi’ie mengaku pernah mendapat keluhan keberatan dari Kedutaan Jepang.Tak sampai menimbulkan konflik, jalan damai ditempuh. Produser meminta ganti rugi seluruh biaya produksi film yang batal beredar itu, beserta bunganya. Sejarah Indonesia pun tak pernah mencatat film ini tayang di bioskop.

Ok gan kita lanjut lagi  



follow Fans FB KEKANDANG .:. KLIK DISINI.:.
Follow twitter KEKANDANG .:.KLIK DISINI.:.

susan merah -
KEKANDANG Updated at : 4:50:00 PM

{ 0 komentar... or add one}


Post a Comment

ARTIKEL TERBARU